Sudah menjadi kewajiban bagi yang berkecimpung di dunia kesehatan, terutama kesehatan masyarakat, untuk memperhatikan tingkat dan keadaan kesehatan dari lingkungan masyarakat sendiri, namun kita sebagai orang awam juga wajib untuk lebih peduli dan turut serta membantu kelangsungan proses terciptanya lingkungan masyarakat yang sehat. Permasalahan BAB sembarangan di desa-desa atau kampung-kampung sekarang ini masih sangat tinggi. Sebagian dari kita pasti merasa heran dan bertanya-tanya, mengapa mereka tidak membuat jamban?? Apa sih susahnya??
Mungkin kita bisa berfikir seperti itu, tapi bagi mereka lebih baik uang penghasilan mereka untuk membeli sembako daripada untuk membuat jamban. Namun ironisnya, mereka menyadari bahwa perilaku BAB di sungai atau di kebun itu termasuk perilaku yang buruk dan tidak sehat. Namun dengan kondisi perekonomian mereka yang lemah maka kasus-kasus seperti ini akan semakin banyak terjadi.
Lebih jauh mengenai nilai ekonomi, seperti yang diungkapkan sejumlah masyarakat, karena gratis, jamban di sungai dinilai lebih praktis dan ekonomis, karena mereka tidak harus dengan repot-repot membangun wc di dalam rumah yang notabene menghabiskan banyak uang, mereka juga tidak perlu membayar uang air dan uang untuk pemeliharaan wc tersebut. Walaupun pemerintah sudah membangun wc umum, namun tetap saja para masyarakat enggan untuk menggunakannya, karena di jamban umum tersebut seringkali ada pungutan untuk pemeliharaan dan lain sebagainya.
Selain factor ekonomi, ada sebagian masyarakat yang menganggap BAB di sungai merupakan kegiatan yang eksotis. Eksotisme jamban di pinggir sungai bagi mereka tidak hanya dari sisi pemandangan saja, tapi juga dari sejarah, fungsi dan sensasi yang di dapat. Banyak warga yang sejak nenek moyang mereka sudah menggunakan jamban pinggir kali untuk menyalurkan BAB mereka ketimbang membuat wc di dalam rumah. Menurut survey di lapangan di kawasan kampong-kampung atau desa-desa sekarang masih banyak warga yang BAB di sungai, tidak hanya itu, kita pun masih dapat menemukan warga masyarakat yang mencuci pakaian dan mandi di sungai yang bersebelahan dengan jamban tersebut.
Untuk menanggulangi masalah ini memang perlu komitmen bersama, harus ada kesepakatan sepenuhnya dari semua pihak yang terkait untuk menuntaskan permasalahan BAB sembarangan . sungguh sulit untuk mengubah suatu perilaku dan kebiasaan, kita harus siap dicibir walau sebenarnya apa yang kita jabarkan merupakan fakta-fakta akan buruknya perilaku yang mereka terus menerus lakukan. Entah bagaimana menjelaskan implikasi terhadap lingkungan atau diri sendiri. Jika ada kader atau seseorang atau siapa pun
yang juga peduli dengan permasalahan ini, maka mari bersama-sama memulai untuk memperbaiki dan menyadarkan para masyarakat akan pentingnya tingkat dan keadaan kesehatan dari lingkungan yang kita diami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar